Asesmen Kompetensi
1. Pokok-pokok isi dan makna tersirat (teks Keturunan Pebisnis atau Politisi)
๐ฎ Pokok-pokok isi
1. Jono kebingungan ingin tahu apakah dia lebih mirip menjadi pebisnis atau politisi karena ibunya pebisnis dan ayahnya politisi.
2. Ibu menyuruh Jono bertanya pada ayah.
3. Ketika ditanya, ayah menanyakan alasan; Jono menceritakan kejadian: Timi ingin menjual sepeda seharga 1 juta, tapi Timi menawar 500 ribu atau menukar dengan jabatan ketua kelas.
4. Ayah memberi jawaban dengan sindiran: situasi itu menunjukkan kecenderungan antara berbisnis (menawar/nego) dan politik (menukar jabatan) — sehingga Jono bingung mana yang lebih dominan.
๐ธ Makna tersirat (implisit)
๐ธAda sindiran sosial tentang perilaku orang: pebisnis cenderung menawar/bernegosiasi, politisi cenderung tawar-menawar jabatan/kekuasaan.
๐ธPesan humor/satir: perbedaan antara “berdagang” dan “berpolitik” tercermin dalam cara orang menukar nilai (uang vs jabatan).
๐ธ Jono mendapat pelajaran bahwa lingkungan keluarga memengaruhi identitas, namun batas antara bisnis dan politik bisa lucu dan tumpang-tindih.
2. Tentukan kaidah kebahasaan teks anekdot tersebut!
❇️ Kaidah bahasa yang tampak dalam teks anekdot:
1. Dialog langsung (kutipan ucapan): banyak kalimat langsung seperti “Bu, apakah saya lebih ke arah pebisnis…?”
2. Bahasa lisan/kolokial: gaya percakapan sehari-hari, bertanya-jawab.
3. Kalimat tanya untuk membangun humor dan konflik (mis. pertanyaan Jono dan ayah).
4. Kalimat naratif singkat yang berfungsi mengantar adegan (orientasi) dan komplikasi.
5. Penggunaan unsur humor/sindiran (ironi) sebagai tujuan anekdot.
6. Kosakata konkret (sepeda, harga, jabatan ketua kelas) untuk memperjelas kejadian.
7. Polanya: orientasi — komplikasi — reaksi/penutup (punchline).
3. Struktur teks anekdot (teks ilmuwan)
Struktur teks anekdot pada dialog ilmuwan:
1. Orientasi: Pertemuan ilmuwan tingkat dunia; ada dialog antara beberapa ilmuwan dari berbagai negara.
2. Komplikasi: Pertanyaan tentang mengapa kasus korupsi di suatu negara cukup tinggi.
3. Reaksi/Resolusi (punchline): Ilmuwan menjelaskan dengan logika sindiran matematika: orang di negara itu pandai “menambah, mengurang, membagi” — sehingga yang tidak tertangkap (pembagi/pembagi yang pintar) tidak dianggap korupsi; ini jadi jawaban lucu/sindiran terhadap korupsi.
☠️Jadi struktur: orientasi — komplikasi — reaksi/punchline.
4. Ceritakan kembali isi anekdot (ilmuwan) dalam bentuk teks narasi
narasi singkat:
Pada sebuah pertemuan ilmuwan tingkat dunia, para peserta dari berbagai negara berdiskusi tentang masalah korupsi. Salah seorang ilmuwan bertanya, “Mengapa kasus korupsi di negara Anda cukup tinggi?” Ilmuwan lain menjelaskan dengan nada agak jenaka bahwa orang di negaranya umumnya pintar matematika: mereka pandai menambah dan mengalikan, lalu juga pintar mengurang dan membagi. Teman yang mendengar lalu heran: “Tapi, kenapa banyak juga koruptor yang ditangkap dan diadili?” Ilmuwan itu tersenyum dan menanggapi bahwa mereka yang diadili biasanya lemah — kurang pintar “membagi”. Mereka yang tidak tertangkap kemungkinan lebih pandai membagi sehingga tidak dianggap korupsi. Semua yang mendengar pun mengerti maksud sindiran itu.
5. Teks anekdot singkat tentang kehidupan sekolah/pelajar
Judul: Tugas Copy-Paste
Guru: “Anak-anak, tugasnya jangan cuma disalin dari internet, ya. Buat dengan kata-kata sendiri.”
Besoknya...
Guru: “Kok sama semua, ini?”
Siswa: “Iya, Bu. Kami semua pakai kata-kata sendiri, tapi kami sama-sama menyalin dari situs yang sama.”
Komentar
Posting Komentar